Wednesday, September 4, 2013

// // 2 comments

Spesifikasi Manajer Menurut Stoner dan Wankel

James A.F Stoner dan Charles Wankel (1986:6-8) menspesifikasikan manajer sebagai berikut:

  1. Manajer bekerja dengan dan melalui orang lain (managers work with and trhough other people)
  2. Manajer bertanggung jawab dan bertanggung gugat (managers are responsible and accountable)
  3. Manager menyeimbangkan persaingan tujuan dan menetapkan prioritas (managers balance competing goals and set priorities)
  4. Manager harus berpikir secara analitis dan konseptual (managers must think analytically and conceptually)
  5. Manajer adalah penengah (managers are mediators)
  6. Manajer adalah politikus (managers are politicians)
  7. Manajer adalah diplomat (managers are diplomats)
  8. Manajer adalah lambang (managers are symbols)
  9. Manajer mengambil keputusan yang sulit (managers make difficult decisions)
Spesifikasi manajer di atas menunjukkan bahwa manajer harus cakap memainkan peran tertentu pada waktu yang tertentu pula. Manajer yang efektif akan piawai dalam memainkan peran mereka pada saat keadaan menuntutnya.
Read More
// // 2 comments

Pentingnya Tujuan dalam Manajemen

Adalah penting untuk menyelesaikan tugas secara efektif dan efisien. Namun, mengetahui hal-hal yang harus dilakukan dan memastikan bahwa tugas yang dirampungkan bergerak ke arah tujuan yang hendak dicapai adalah lebih penting. Apa yang harus dicapai oleh seorang manajer dan mengapa ia berusaha untuk mencapainya selalu menjadi pertanyaan yang baik untuk diajukan dalam manajemen.

Pengertian Tujuan

Tujuan adalah seuatu yang ingin diwujudkan oleh seseorang; tujuan merupakan obyek atas suatu tindakan.

Edwin A. Locke (1968:157) mengatakan bahwa Frederick W. Taylor menggunakan tujuan yang ditentukan sebagai salah satu teknik utama dari Manajemen Ilmiah (Scientific Management). Setiap bawahan diberi suatu tujuan yang menantang tetapi dapat dicapai dan didasarkan pada studi gerak dan waktu (time and motion study).

Sifat Penetapan Tujuan Menurut Locke:

  • spesifikasi tujuan (goal spesificity)
Suatu tujuan harus spesifik dan dapat diukur. Tujuan harus mampu menjawab apa, siapa, kapan, di mana, mengapa dan bagaimana ekspektasi atas tujuan tersebut. Semakin spesifik suatu tujuan, semakin eksplisit kinerja akan dipengaruhi.
  • kesukaran tujuan (goal difficulty)
Tujuan telah terbukti menjadi taktik motivasi yang efektif apabila kesukaran dimasukkan sebagai bahan pertimbangan. Tujuan harus dibuat setinggi mungkin untuk meningkatkan kinerja tetapi cukup rendah untuk bisa diwujudkan. Apabila area abu-abu itu dapat tercapai maka tujuan dapat dikatakan telah terbukti efektivitasnya.
  • intensitas tujuan (goal intensity)
Intensitas tujuan berkaitan dengan "bagaimana", berkaitan dengan proses penyusunan tujuan atau bagaimana cara mewujudkan tujuan tersebut yang dapat diukur dengan faktor-faktor seperti cakupan atas proses kognitif, tingkat usaha (efforts) yang diperlukan, tingkat kepentingan tujuan dan konteks yang dibuat.
Empat Unsur Tujuan Manajemen
  1. sesuatu yang ingin diwujudkan (goal)
  2. cakupan (scope)
  3. ketepatan (definitness)
  4. pengarahan (direction)
Penggolongan Tujuan:
  1. Tujuan Organisasi secara makro
  2. Tujuan Manajer pada seluruh tingkatan hirarki organisasi
  3. Tujuan Individu
Klasifikasi Tujuan Menurut G.R. Terry (1975:40):
  1. Tujuan Pokok
  2. Tujuan Bagian
  3. Tujuan Kelompok
  4. Tujuan Kesatuan
  5. Tujuan Individu
Read More
// // 6 comments

Manajemen Sebagai Ilmu dan Seni

Manajemen adalah ilmu dan seni untuk melakukan tindakan untuk mencapai tujuan. 

Manajemen Sebagai Ilmu

Manajemen sebagai ilmu adalah suatu akumulasi pengetahuan yang disistemasi atau kesatuan pengetahuan yang terorganisir. Manajemen sebagai suatu ilmu dapat pula dilihat sebagai suatu pendekatan terhadap keseluruhan dunia empiris, yaitu dunia yang terikat oleh faktor ruang dan waktu, dunia yang dapat diamati oleh indra manusia.

Titik berat manajemen sebagai suatu ilmu terletak pada metode keilmuan. Yang mengikat semua ilmu adalah metode ilmu yang dipergunakan untuk mensistemasi seluruh pengetahuan yang sifatnya pragmatis.

Goode dan Hat (1952:7) membatasi ilmu sebagai suatu cara menganalisis yang mengijinkan para ahlinya untuk menyatakan suatu proposisi dalam bentuk kausalitas, yaitu Apabila ... maka ...

Dalam hubungan itu diketengahkan bagaimana suatu kumpulan pengetahuan harus disistemasi. Sebaliknya, apabila proposisi dimulai dengan kebenaran apriori maka proposisi itu kehilangan sifat ilmiahnya.

Berdasarkan hal tersebut di atas, ilmu itu harus bersifat rasional, empiris, umum dan akumulatif.

Manajemen dikatakan sebagai ilmu karena memiliki karakteristik pokok seperti ilmu. Dalam manajemen diaplikasikan langkah-langkah metode ilmiah tertentu.

Metode Ilmiah dalam Manajemen meliputi:

  1. observasi
  2. rumusan permasalahan
  3. akumulasi dan klasifikasi fakta tambahan yang baru
  4. generalisasi
  5. rumusan hipotesis
  6. pengujian dan verifikasi
Karena manajemen dikatakan sebagai suatu ilmu maka seorang manajer haruslah memiliki sikap ilmiah sebagaimana para ilmuwan.

Sikap ilmiah yang harus dimiliki manajer:
  1. Obyektif
  2. Serba relatif
  3. Skeptif
  4. Kesabaran Intelektual
  5. Kesederhanaan
  6. Tidak memihak kepada etik

Manajemen Sebagai Seni

Manajemen sebagai seni yaitu manajemen dipandang sebagai keahlian, kemahiran, kemampuan, serta keterampilan dalam menerapkan prinsip, metode, dan teknik dalam menggunakan sumber daya manusia dan sumber daya alam secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan.

Sifat Manajemen Sebagai Seni:

  1. Ahli
  2. Mahir
  3. Mampu
  4. Terampil
Metode manajemen sebagai seni:
  1. Studi
  2. Observasi
  3. Praktik lapangan
Read More